Kamis, 20 Desember 2012

Tarian Kehidupan



Canon EOS 550D, f/5,6 ;  1/40 ; FL: 250 mm ; ISO 1600

Kamis 20 Desember'12 diadakan Gelar Tari Tradisional Nusantara 3, yang diadakan oleh Pendidikan Seni Tari & Musik Fakultas Sastra Univ Negeri Malang. Acara digelar di Graha Cakrawala Univ Negri Malang di Kota Malang.

Terdapat beberapa tarian Nusantara yang dibawakan oleh mahasiswa, dibawakan dengan sangat apik dengan didukung oleh suasana & tata lampu yang memadai.

Kami sendiri hanya mengabadikan beberapa tarian dari jarak kurang lebih 25 meter dari panggung & dengan keterbatasan kemampuan kami, maka hasil foto kurang memuaskan.

Beberapa sinopsis kami sadur dari lembaran yang dibagikan pada penikmat pertunjukan.

Tari Cendrawasih
Kisah digambarkan di dalam Tari Cendrawasih menurut Babad Bali adalah kehidupan burung Cendrawasih di pegunungan Papua pada masa birahi.





Tari Grebeg Sabrang
Adalah bagian dari pertunjukkan wayang topeng Malang. Tarian melukiskan barisan prajurit sabrang yang gagah perkasa. Sumber dari wayang Topeng Asmorobangun, Kedungmonggo, Pakisaji.





Tari Langit Biru
Berasal dari Jawa Barat, menceritakan gadis remaja yang beranjak dewasa yang memiliki bentuk gerak gemulai & tegas.





Tari Margapati
Tari asal Bali, yang menggambarkan seorang pemuda yang sangat gagah berani & pantang menyerah, dan dilukiskan sebagai raja binatang (singa), melukiskan bahwa si raja hutan sedang mengintai & siap membinasakan mangsanya.
 






Tari Reog Dhodhog
Tarian asal Tulungagung. Reog Dhodhog atau Kendhang merupakan iring-iringan prajurit Kediri yang membawa persyaratan dari Dewi Kilisuci untuk menggagalkan lamaran Lembusuro, bahwasanya yang dapat mengartikan persyaratan tersebut hanya masyarakat Tulungagung.
 




Tari Baris
Merupakan salah satu tari Bali yang menceritakan tentang seseorang yang gagah berani, berkarakter keras, tegas tetapi bijaksana.


Semua tarian membawa kita pada Imajinasi yang mendalam

...tarian kehidupan, penuh misteri meski telah terlewati, tetap menjadi misteri. Jika Sang Pencipta berkenan, apapun dapat terjadi & tetap menjadi misteri dalam tarian kehidupan...

Minggu, 25 November 2012

Snorkling at Bunaken Island


Pulau Bunaken terletak di sebelah Utara Kota Manado. Bunaken termasuk tujuan wisata tingkat dunia, karena taman laut yang sangat indah. 


Jika melihat ke arah laut dari Kota Manado, maka akan nampak jelas menyembul ke tengah laut sebuah gunung, yang dikenal dengan Pulau Manado Tua. Pulau Bunaken yang ada di sebelah kiri Pulau Manado Tua tidak tampak jelas, karena kontur tidak terlalu menonjol dibanding dengan Pulau Manado Tua










Semakin kita melihat pemandangan ke arah laut, Imajinasi kita semakin tertarik untuk segera menuju Pulau Bunaken.

Perjalanan mulai dari pagi hari sekitar jam 08.00 WITA, kami berangkat dari Pelabuhan Rakyat di dekat Pasar Bersehati atau orang Manado biasa menyebut Jengki.

Disana sudah banyak kapal2 yang siap disewa menuju Pulau Bunaken. Biaya sewa untuk pulang pergi berkisar antara Rp750,000 sd Rp1juta. Perahu kayu dengan kapasitas 10 sd 15 orang. Maka kapalpun meninggalkan Kota Manado.


Cuaca sangat cerah, angin sepoi2, gelombang hampir dikatakan tidak ada sehingga semua berjalan sangat lancar.



Sebagai pedoman perjalanan adalah Pulau Manado Tua yang semakin lama semakin dekat. 


Kami menikmati hening laut & indahnya awan yang bergelayut sejuk, seakan mengiringi perjalanan kita.






Dalam perjalanan, kami bertemu dengan berbagai kapal, baik kapal besar maupun kecil. Kapal besar menuju pelabuhan Manado, mereka dari perjalanan dari pulau sekira Manado, seperti Tahuna atau bahkan dari Ternate.



Semakin dekat dengan Pulau Bunaken, semakin banyak kapal2 kecil, baik yang mengangkut wisatawan maupun para nelayan yang mencari rejeki.








Pulau Bunaken semakin tampak dekat setelah pelayaran sekitar 1 jam, nampak bangunan Gereja yang menyembul dari tengah2 pulau. Juga beberapa kapal wisata seperti yang kita tumpangi sedang berlabuh & beberapa lalu lalang.




Begitu kita mendekat, maka awak kapal mempertontonkan pada kita indahnya taman laut melalui kaca2 yang ada di tengah2 kapal. Agar penumpang dapat melihat taman laut tanpa turun ke air. 


Karena kita tidak puas hanya dengan melihat dari kaca, maka kita akan mendarat ke Pulau Bunaken untuk menyewa beberapa alat snorkling. maka kapalpun merapat ke pulau.




Setiap pengunjung wajib membayar karcis masuk ke pulau, bayarnya tidak mahal.
 


Bersamaan dengan air laut surut, sehingga dasar pantai nampak jelas. Dan beberapa kapal wisata yang sedang merapat ke bibir pantai.
 


Dinding pada foto di bawah ini, biasanya digunakan oleh wisatawan sebagai penanda bahwa telah sampai di Bunaken.




Agar dapat menikmati pemandangan bawah air, tersedia persewaan alat untuk snorkling lengkap. Untuk baju selam, masker & sepatu katak dikenai biaya Rp 150,000 & juga tersedia persewaan kamera bawah air Rp 300,000 (lengkap diberi copy CD). Kita bisa menyewa selama 6 jam.
 



Persenyewaan beberapa alat & perlengkapan snorkling tersedia di daratan. Dan kapal berlabuh di dekat perairan yang dangkal.
 







Snorkling pun dimulai....

 







Setelah puas snorkling, kapal menepi kembali ke pulau. Di daratan tersedia kamar mandi yang dilengkapi air tawar dan tersedia beberapa warung makanan kecil & air kelapa muda yang sangat segar.



Setelah semua selesai, maka perjalanan kembali ke Kota Manado dimulai lagi.












Pulau Manado Tua semakin lama semakin kelihatan mengecil, itu tandanya semakin kita menjauh dari Bunaken & semakin mendekat ke Kota Manado.
 







Setelah pelayaran selama 1 jam, maka sampailah ke Kota Manado. Semua kenangan indah dari Bunaken tersisa menjadi Imajinasi yang dalam