Sabtu, 27 April 2013

Festival Padang Bulan, Kota Malang


Padang Bulan adalah Bulan Purnama, yang mana pada zaman dahulu ketika bulan purnama, masyarakat pedesaan keluar rumah pada malam hari. Mereka membuat acara menari dan menonton berbagai pertunjukkan.

Festival Padang Bulan diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Malang, acara diadakan di halaman Balai Kota Malang. Acara diisi dengan tari tarian tradisional Jawa, mulai jam 20.00 sd 22.30. Acara sangat menarik bagi penggemar tari tarian tradisional Jawa.

Tari Remo
Tarian ini dibawakan tunggal, berasal dari Kecamatan Diwek Jombang. 
 

  
Dahulu ditarikan saat pembukaan pertunjukan ludruk, sekarang disuguhkan untuk pembukaan suatu acara festival yang berbau budaya tradisional.

Tari Remo mengisahkan tarian seorang pangeran yang berjuang di medan pertempuran. Sehingga ditarikan dengan sangat gagah & membawa sebilah keris.

Ada beberapa jenis tari remo, yaitu: Surabayan, Malangan, Putri, Jombangan & Sawunggaling. Adapun pembeda yang mencolok adalah pada tata busana.

Tari Beskalan
Tarian yang dikonotasikan sebagai tari putri, biasanya sebagai tari upacara khususnya yang berkaitan dengan kesuburan.

Beskalan juga dikaitkan dengan awal mula atau kawitan. Kadang juga dikaitkan dengan kesuburan atau tanah.




Tarian ini dibawakan dengan sangat indah oleh 5 penari wanita.

Tari Puji Manunggaling Jagad
Tarian ini menggambarkan bagaimana proses pemujaan pada Sang Khalik dengan penyatuan dengan bumi (jagad).




Tarian ini disajikan dengan sangat magis, karena dengan bau hio & dupa yang dibakar & dibakar di panggung. Sehingga bau dupa menyelinap diantara para penari & penonton semua.







Tarian yang apik & halus, ditunjang dengan tata lampu yang apik. Tata busana yang apik juga menunjang kelemah lembutan kelima penari ini.

Tari Bedhaya
Tari Bedhaya atau Bedaya yang dibawakan pada festival ini sama dengan Tari Bedhaya yang dibawakan pada acara sebelumnya (lihat entri: 13 April 2013). 

Tarian yang berasal dari Jawa Tengah, dibawakan dengan sangat halus & lembut. Tarian ini harus dibawakan dengan penuh penghayatan, dengan ritme  yang sangat runut.






Tarian yang sangat halus ini mencerminkan hubungan yang sangat khusus antara penguasa pertama Mataram, Panembahan Senopati, dengan Dewi Laut Selatan, bernama Ratu Kencanasari atau biasa disebut Kanjeng Ratu Kidul atau Nyai Roro Kidul.




Tari Dolanan Jaranan
Tarian ini dibawakan dalam bentuk nyanyi & tari, disajikan oleh siswa2 SMPN 4 Malang.



Tarian yang menggambarkan keceriaan anak2 pada saat Padang Bulan atau saat Bulan Purnama. Tarian yang dibawakan oleh 6 penari & 1 penyanyi yang menyanyikan lagu: Jaranan (dalam bahasa Jawa artinya: permainan kuda kudaan).




Tarian yang dibawakan dengan keceriaan, menunjukkan keceriaan anak2 dalam suasana Bulan Purnama.

Tari Srikandi
Tari yang mengisahkan perjuangan ksatria wanita yang gagah perkasa dalam sebuah pertempuran.

Tarian dibawakan oleh sanggar Putra Manggala dari Malang.




Tokoh Srikandi adalah tokoh wanita dari keluarga Pandawa yang pernah menjadi senopati pada waktu perang Bharatayuda. Dia adalah salah satu istri dari Janaka (Arjuna).





Tarian dibawakan oleh 6 wanita semuanya & ditarikan dengan sangat gagah. Mengingat tarian ini adalah tarian pertempuran, yang menonjolkan kegigihan yang menggelora dalam sebuah peperangan.







Disajikan juga dengan gerakan khas dalam suatu pertempuran, yaitu: berbaris, memanah, berhadapan satu lawan satu & naik kuda.




Tari Reog Dhodhog
Tarian asal Tulungagung. Reog Dhodhog atau Reog Kendhang merupakan iring-iringan prajurit Kediri yang membawa persyaratan dari Dewi Kilisuci untuk menggagalkan lamaran Lembusuro, bahwasanya yang dapat mengartikan persyaratan tersebut hanya masyarakat Tulungagung.





Tarian ini dibawakan oleh mahasiswa Program Studi Seni Tari Universitas Negri Malang. Tarian dibawakan oleh 6 orang. Tarian yang sangat rancak & kompak, terdengar apik dengan diiringi oleh kendhang & teriakan penari.






Tarian ditutup dengan formasi yang apik. semua menimbulkan Imajinasi yang indah.






1 komentar:

  1. Wah even budaya yang seharusnya diselenggarakan secara rutin untuk menarik wisatawan. Sayang publikasi di media masa sangat minim, sehingga banyak penikmat budaya yang kurang mengetahui hal ini

    BalasHapus